Posts

Showing posts from October, 2014

Dia Dia Dia

Image
Tuhan menguasai semua jalan  Dia berkuasa menunjukan dan menempatkan Siapa pun yang meminta kepada-Nya  Tuhan juga mengusai semua manusia Dia bisa mengenalkan dan mendekatkan siapa pun dengan siapa pun Aku memiliki ribuan mimpi dengan segala keterbatasanku Hanya kepada Dia aku menggantungkan mimpiku Dialah yang bisa memberi kekutan kepadaku untuk mewujudkan mimpiku Dialah yang akan selalu setia menemaniku saat aku terjatuh Dialah......Dialah......Saya akan kuat dan bisa mewujukan mimpiku bersama-Nya Allah memliki kekuasaan langit dan bumi Dia menghidupkan dan mematikan Tidak ada pelindung dan penolongku selain Allah Cukuplah Allah bagiku Tidak ada Tuhan selain dia Hanya kepadanya aku bertawakal Dialah  Tuhan yang memiliki singgasana yang agung
Image
Bua gue Enterprenur adalah melangkah maju Berjalan pada satu tujuan yang pasti Membuat perubahan walaupun kecil Memberikan manfaat untuk orang lain Mungkin gue beberapa kali jatuh Tapi hidup terus berjalan Kalo gue bisa, lo juga bisa Berpikir, berpikir, berpikir Ketika jatuh jangan berhenti Yakin semuanya ada hikmahnya Allah mengganugrahkan masalah agar kita jadi lebih hebat dan terus hebat Foremost adalah hikmah dari ujian, kesabaran dan kerja keras Kang Fawan Efwanda, CEO and Founder Foremost 

Ini hanya tulisan kegalau-kegalauan ku

Image
Aku mendaki bukit tidak pula aku temui jawaban Pun saat aku berlari ke lembah aku tidak menemui jawaban Aku mempertanyakan pertanyaan yang mebuatku bingung harus kemana aku mencari jawaban Aku berada dalam lapangan yang luas, bahkan sangat luas, barangkali itulah yang membuatku bingung Bertanya-tanya sudut mana yang harus aku pilih Tidakkah aku seperti orang gila? Mencari, mencari, dan terus mencari jawaban Yang sesungguhnya mungkin dahagaku akan terpuaskan Saat waktu yang menjawab

belajar belajar

Image
Engkau sama sekali tidak buta Semua yang telah terjadi, sedang terjadi, dan akan terjadi ada dalam pengetahuan-Mu Engkau memegang, mengatur dan tidak ada satu pun yang dapat menghalangi kehendak-Mu Engkau yang maha pengasih dan penyayang Engkau tidak pernah keberatan memberikan petunjuk kepada siapa pun yang meminta Namun bisa kah aku menerima petunjuk-Mu? Bukankah aku terlalu kotor menerima petunjuk-Mu? Saat hari semakin gelap Ruang semakin sempit Saat air mata semakin deras menetes Dan aku semakin buta Aku hanya bisa meraba-raba Memanggil-manggil nama-Mu Kemana aku harus melangkah Sering sekali aku meminta bahkan memaksakan Yang sesungguhnya justru itulah yang menyiksaku Semua karena kebuatanku Bantu aku Tuhan, Engkau terang dalam gelap Engkau hangat dalam dingin Engkau sejuk dalam tandus Bantu aku Tuhan
Teh Gresti (FKG):  “waktu itu saya lagi di Pulau Kera ceritanya untuk pengabdian kepada masyarakat (di Pulau Kera ada manusia teh? Hehe, pis). Masyarakat di sana tidak mengenal istilah menyikat gigi, menyikat gigi teh di sana mah hal yang asing. Tiba-tiba besoknya ada ujian yang 11 sks, disana saya sudah stres bagaimana jadinya ujian saya? Tidak ada satu buku pun yang dibawa yang berkaitan dengan mata kuliah waktu itu. Kalau pun nanti sampai di rumah saya tidak yakin saya bisa belajar dengan konsentrasi. Dan itu benar sekali, sesampainya di rumah malam-malam, saya hanya bisa tidur. Baca sedikit, itu pun setelah membacanya saya tidak paham apa maksud penulisnya itu. Tapi ajaibnya, saat ujian saya seperti ada yang membimbing untuk mengisi soal ujian. Saya bisa menjawab soal-soal ujian itu, dan allhamdullilah hasilnya memuaskan.” Teh Gresti juga menceritakan yang ini “Saya dan tema-teman ingin pergi ke..(adduuuuh saya lupa lagi daerah yang dikunjungi Teh Gresti, padahal dia menyeb
Image
Hati-Hati Jangan Sembarangan Ngasih ya! Sekitar jam 6 sepulang mabim, saya bersama teman lagi ngantri beli makan, seorang anak mungkin 10 tahunan mendekati kami mengasongkan plastik berisi uang koin, sambil bilang “teh... mudah-mudahan amal teteh segera dibalas, tambah pintar, tambah cantik, tambah....bla...bla..bla...”. Kemudian saya tanya, “ade kelas berapa?”, “gak sekolah teh” jawabnya  “loh, kenapa?” tanya saya. “saya kerja teh”. Hati saya mulai tersentuh dan ingin memberi dia uang, tapi mikir lagi kenapa dia bekerja? Lalu saya bertanya lagi, “ade, adiknya banyak ya?” “gak punya teh” “kalo kaka?” tanya saya “tidak punya juga teh” “ooh,, ade tinggal sama siapa?” “di rumah” Dia mulai kesal ditanya terus karena inginnya dikasih uang bukan dikasih pertanyaan, dan ketika ditanya tinggal SAMA SIAPA, dia menjawab DI RUMAH, entah dia tidak mengerti pertanyaan saya atau memang HARUS menjawab seperti itu, menyembunyikan identitas orang tuanya. Lalu saya tanya lagi (aaahhh