Teh Gresti (FKG):
“waktu itu saya lagi di Pulau Kera ceritanya
untuk pengabdian kepada masyarakat (di Pulau Kera ada manusia teh? Hehe, pis).
Masyarakat di sana tidak mengenal istilah menyikat gigi, menyikat gigi teh di sana mah hal yang asing. Tiba-tiba besoknya ada ujian yang 11 sks,
disana saya sudah stres bagaimana jadinya ujian saya? Tidak ada satu buku pun
yang dibawa yang berkaitan dengan mata kuliah waktu itu. Kalau pun nanti sampai
di rumah saya tidak yakin saya bisa belajar dengan konsentrasi. Dan itu benar
sekali, sesampainya di rumah malam-malam, saya hanya bisa tidur. Baca sedikit,
itu pun setelah membacanya saya tidak paham apa maksud penulisnya itu. Tapi
ajaibnya, saat ujian saya seperti ada yang membimbing untuk mengisi soal ujian.
Saya bisa menjawab soal-soal ujian itu, dan allhamdullilah hasilnya memuaskan.”
Teh Gresti juga menceritakan yang
ini
“Saya dan tema-teman ingin pergi
ke..(adduuuuh saya lupa lagi daerah yang dikunjungi Teh Gresti, padahal dia
menyebutkan daerah yang dia kunjungi. Ini Talk Show Kammi nya udah beberapa
minggu yang lalu, jadi saya lupa deh. Maklum lagi proses menuju tua, haha)...
untuk mensosialisasikan kesehatan gigi. Kami mengumpulkan dana terus danusnya
juga jualan, tapi tetep aja dana untuk pengabian kurang. Lalu, saya yakin Allah
selalu mendengar baik itu niat buruk, atau niat baik kita. Beberapa hari
kemudian saat kami lagi galau-galaunya, KFC menghubungi saya dan mereka siap
menjadi sponsor pengabdian kami, pada dasarnya Allah yang menceritakan ini pada
KFC mungkin lewat perantara siapa atau dengan cara apa saya tidak tahu (setuju,
saya juga pernah mendapatkan yang sangat saya butuhkan dengan cara yang tidak
disangka-sangka), kami tidak pernah membicarakan ini kepada mereka. Akhirnya
kami berangkat dan tidak mengeleluarkan uang sepeser pun, termasuk uang danus
yang kami kumpulkan.”
Masih cerita dari teh Gresti
“ya kita terus belajar. Dulu
pertama saya masuk Fakultas Kedokteran Gigi Unpad saya tidak berjilbab, tidak
terpikirkan untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat. Tetapi Allah
memberikan hidayah kepada saya. Betapa beruntungnya saya. Kemudian saya jadi
yakin, Ilmu itu angka nol dan amal itu angka satu. Jika kita terus menerus
mencari ilmu tanpa amal. Kita dapat apa? Kita haya mengumpulkan angka nol,
sementara angka nol tanpa angka lain termasuk angka satu tidak ada artinya.
Kang.........(iya iya,,, harus
menemukan cara untuk meminimalisir sifat pelupa ku ini, nanti yah aku cari tau
namanya di brosur siapa tau masih ada brosurnya, bukan namanya. Yang penasaran
namanya, nanti sms saya aja ya, mau cari tau dulu!)...Pokoknya dia wisudawan
terbaik 2013 dari Fakultas Teknik Geologi. Fakultas yang disarankan untuk
sering-sering dikunjungi mahasiswi yang lagi cari jodoh, (dapat jodoh di FTG,
satpam! Yyahhhh.. gak usah k FTG udah weh atuh di Gerlam puguh-puguh teu cape
jalan atau rebutan naek odong-odong)
“Saya harus segera menyelesaikan
skripsi karena saya harus segera lulus (“harus” bukan “ingin”. ”Harus” berartia
ada sesuatu yang memaksa, entah itu materi, tanggungan yang menuntutnya harus
segera kerja atau apa pun itu), eh tiba-tiba saat saya menyusun skripsi laptop
saya rusak dan semua data hilang tidak ada yang terselamatkan. Setiap malam
saya menceritakan ini kepada Allah, kemudian beberapa hari kemudian Allah
membantu saya dengan mempertemukan saya dengan teman saya di UKM dulu, sekarang
dia sudah alumni juga. Apakah Kang..aktif
di UKM? (tanya MC). Saya aktif di
beberapa UKM, presiden BEM FTG, ah banyak lah. Semuanya menguras pikiran,
tenaga dan menuntut tanggung jawab penuh saya. Tapi saya merasa saya bisa jadi
wisudawan terbaik karena aktif di UKM. Kalian jangan takut mengambil banyak
tanggung jawab, asal niatnya baik bantuan-bantuan yang tak terduga itu akan
terjadi. Ayo,, menantu idaman itu aktifis mahasiswa (setuju setuju kang).
Kang Hanif (FIKOM, fakultas yang
penghuninya kece-kece, gaul, modis. Katanya, saya di Fakultas ini haha)
“Saya punya teman yang kuliah di
Mesir dia aktifis mahasiswa. Pengabdian kemana-mana. Suatu ketika setelah pengabdian,
dia sudah tidak tidur beberapa malam langsung ke kampus dan ujian mendadak. Dia
sangant lelah, ngantuk, jangankan buat ngisi soal yang ada hanya tidur. Dan
keajaiban itu benar, saat waktu ujian habis
dia dibangunkan temannya LJK nya sudah diambil pengawas. Ketika hasil
ujiannya diumumkan dia dapat nilai yang memuaskan, padahal dia tidak mengisi
sama sekali, dia penasaran kemudian minta kertas LJK yang sudah dikumpulkan,
dan ternyata benar LJK nya penuh dengan jawaban yang benar. Anda boleh percaya atau
tidak, karena saya pun awalnya agak kurang percaya. Tapi keajaiban-keajaiban
seperti itu mungkin saja terjadi kepada orang-orang yang sholeh dan selalu
punya niat baik mah” (setuju kang. Saya pernah membaca Secret Of Secet (Syekh
Abdul Qadir Jaillani) , Love Is The Wine (Syekh Mozzafir Ozak) dan Ayat-Ayat
Cinta (Habiburahman El Sirazi), yang memang ada di beberapa halaman yang
menceritakan kisah-kisah keajaiban dan itu nyata dialami penulisnya. Untuk
orang-orang yang sudah tidak ada hijab antara dia dan Tuhannya
keajaiban-keajaiban yang sangat nyata seperti itu bukan hal yang tidak mungkin.
Comments
Post a Comment