Harusnya kami saling mengasihi, menyayangi, bergandengan tangan berjalan bersama-sama menuju-MU
Bukankah itu janji kami sebelum Engkau tiupkan kami ke dalam perut ibu kami?
Waktu itu, sebelum kami masuk ke dalam labirin yang rumit, di antaranya ada yang menemukan jalan dan berhasil keluar, kembali pada-Mu. Ada juga yang tidak berhasil, karena kami menjebloskan diri kami ke dalam kubangan api neraka. Kami berjanji akan kembali pada-Mu karena ke bumi hanya  sementara dan hanya untuk mengisi raga agar bisa mengurus dunia, sebagai khalifah, tugas yang kau percayakan kepada kami. Melakukan yang memang Kau perintakan. Bukan kah itu yang kami janjikan? Yang kenyataannya kami saling menumpahkan darah
Suami membunuh istri
Anak membunuh ayah
Ibu membunuh anak

Bukankah kami dari ayah dan ibu yang sama? Adam dan Hawa
Tapi mengapa kami saling menjatuhkan demi perut dan nafsu kami?
Bahkan dengan beraninya, di antara kami ada yang memakan hak saudara kami yang lain, dan membiarkan mereka kebingungan mencari makanan
Memohon pada-Mu mengatasnamakan persaudaraan, padahal demi kebutuhan pribadi kami
Bukankah hanya dengan sepiring nasi pun kami tetap bisa berdiri?
Bukankah dengan kain sederhana pun kewajiban menutup aurat sudah terpenuhi?
Lalu apa yang mendorong kami berbuat demikian jahat?
Keserakahan memutuskan cinta dan kasih di antara kami
Padahal kami hidup dari sumber Cinta dan Kasih yang sama
Mengapa ini terjadi?
Usut punya usut, setan pun tidak mau disalahkan
Ibarat kambing yang diikat di tiang, hanya sedikit saja setan melonggarkan ikatannya, sedikit demi sedikit kambing bergerak, memberontak, terlepas sudah ikatannya. Merasa bebas, dengan enaknya si kambing melakukan apapun yang diinginkan

Begitu setan mengelak

Comments

Popular posts from this blog

10 Potret Mama Rieta dan Suami, Kakek Nenek Rafathar yang Selalu Mesra

Gemas Nan Memikat! 10 Potret Adu Gaya Amora dan Arsy saat Acara Resmi

9 Potret Stylish Dian Pelangi Momong Bayi, Desainer Top Emang Beda!