MAKALAH ANALISIS FENOMENA BATU AKIK DALAM MEDIA MASSA DENGAN TEORI EFEK TERBATAS MEDIA MASSA
MAKALAH
ANALISIS FENOMENA BATU AKIK DALAM MEDIA
MASSA
DENGAN
TEORI EFEK TERBATAS MEDIA MASSA
(Limited
Effect Theory)
KOMUNIKASI
MASSA
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah:
Komunikasi Massa
Dosen
: Rully Khairul Anwar, S.Ag. M.Si.
Disusun
Oleh :
Santi
Rizki Sopianti
210210140063
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS
ILMU KOMUNIKASI
PROGRAM
STUDI ILMU INFORMASI DAN PERPUSTAKAAN
JATINANGOR
2015
Kata Pengantar
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Segala puji kami panjatkan ke
hadirat Allah SWT atas berkat rahmat, dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah Analisis Fenomena Sosial: Batu Akik dengan Teori Komunikasi Massa Efek
Terbatas untuk memenuhi tugas UTS mata kuliah komunikasi Massa yang dibimbing
oleh Babak Rully Khairul Anwar, S.Ag.
M.Si.
Shalawat serta salam semoga selalu
terlimpah curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, kepada
Keluarga-Nya, para Shahabat-Nya, Tabiin dan Tabiat-Nya, dan semoga sampai
kepada kita semua selaku umatnya hingga akhir zaman. Amiin...
Penyusunan makalah ini selain
bertujuan untuk memenuhi tugas namun juga untuk menambah ilmu pengetahuan kami.
Kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, khususnya penulis lain yang
naskahnya kami kutip,teman sejawat, dan dosen yang telah membimbing kami untuk
menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari benar bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran agar
makalah ini jauh lebih baik.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Jatinangor, 15 April 2015
Penyusun
Daftar Isi
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar
belakang
1.2 Rumusan
masalah
Bab II
Kajian Pustaka
2.1 Kajian Pemberitaan Fenomena
Batu Akik
2.2 The Rise of Limited
Effect Theory
2.3 Kajian Teori Efek
Terbatas
2.4 Pemberitaan Fenomena
Batu Akik dalam Perspektif Teori Efek
Terbatas (Limited Effect Theory)
Bab III
Penutup
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saai ini wacana sosial di tengah-tengah
masyarakat begitu ramai dan hingar bingar, hal Ini berkaitan dengan ramainya
pemberitaan dan pembahasan batu akik di berbagai media massa yang terjadi di
berbagai daerah Indonesia. Fenomena ini muncul menjadi tren yang digandrungi
setiap kalangan. Betapa tidak, hampir setiap hari bermacam-macam media massa
seperti televisi, radio, koran, internet dan majalah membahas batu akik mulai
harga, jenis, batu akik langka, serta gencar diberitakan batu akik yang muncul
dengan berbagai hal yang terkadang menguras rasional kita. Karena begitu banyak
penggemar batu akik, banyak orang berpindah profesi menajdi penjual batu akik.
Dalam hal ini nampaknya media massa
berpengaruh dalam fenomena sosial ini, kemudian seperti apakah pengaruh
komunikasi media massa terhadap masyarakat? Apak pemberitaan media massa
mengenai batu akik benar-benar menarik semua masyarakat untuk menggemarinya?
Layaknya teori jarum hipodermik yang memandang bahwa media memiliki kekuatan
penuh dan menganggap komunikan sebagai penerima pesan yang pasiff dan secara
pasti akan terpengaruh oleh pemberitaan media. Atau apakah pemberitaan media
sama sekali tidak berpengaruh. Dengan menggunakan terori efek terbatas, makalah
ini akan menyingkap pengaruh media massa mengenai fenomena batu akik terhadap
masyarakat.
Secara konseptual, teori merupakan
informasi ilmiah yang diperoleh dengan meningkatkan abstraksi
pengertian-pengertian maupun hubungan-hubungan pada proporsi. Konsep ini sudah
tidak asing lagi bagi kalangan akademisi (para cendekiawan dan peneliti),
karena tugas para ilmuwan atau cendekiawan adalah menjelaskan fenomena sosial
secara rasional dan analitis yang didasari dengan teori-teori tertentu. Fungsi
teori yang sesungguhnya adalah meramalkan, menjelaskan, dan menghubungkan satu
peristiwa dengan peristiwa yang lainnya.
Makalah ini memfokuskan pada pembahasan
fungsi teori yang menjelaskan suatu fenomena massa. Labih spesifik lagi makalah
ini membahas suatu fenomena massa menggunakan salah satu teori komunikasi massa
yaitu teori efek terbatas media massa (Limited
Effect Theory).
1.2 Rumusan Masalah
1. Seperti
apa pemberitaan fenomena batu akik di kehidupan sosial masyarakat?
2. Bagaimana
munculnya teori efek terbatas (The Rise
of limited effect theory)?
3. Apa
pengertian teori efek terbatas (limited
effect theory)?
4. Bagaiama
pengaruh media massa dalam pemberitaan fenomena batu akik?
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Fenomena Batu Akik Dalam
Media Massa
Pemberitaan
fenomena batu akik, sebagai fenomena sosial adalah hal yang sangat wajar
diekspose, dikenal dan dibahas. Dalam hal ini media massa memilki penting dalam
penyebar luasan pemberitaan. Semua bentuk media massa memberitakan fenomena
ini, setiap saat kita bisa mengakses internet untuk mengetahui hal terbaru
mengenai batu akik, karena media internet terus mengikuti perkembangan batu
akik, tidak hanya itu saja televisi juga hampir setiap hari meiliki progran TV
yang menayangkan pembahasan fenomena batu akik. Berbagagai berita dan informasi
tentang batu akik terus diperbarui, tidak luput jenis, harga, hingga hal-hal
yang terkadang tidak masuk akal terus menerpa kognisi masyarakat. Contohnya pemebritaan
saya kutip dari kompas beikut:
Ledakan Batu Akik
Minggu, 8 Februari 2015 | 15:15 WIB
JAKARTA,
KOMPAS - Belakangan batu
akik tiba-tiba jadi primadona. Harga jual dari pertambangan rakyat melonjak 500
persen. Di sentra penjualan batu akik terbesar se-Asia Tenggara, Pasar Rawa
Bening, Jakarta Timur, pedagang meraup untung hingga 400 persen dibandingkan
tahun sebelumnya.
Suara
desing mesin gerinda terdengar sepanjang hari di sudut Kota Aceh. Suara itu
berasal dari ratusan batu alam yang sedang dipotong atau diasah di rumah-rumah
warga.
Demikian
gambaran ledakan batu akik di "Negeri Serambi Mekkah". Penggemar batu
akik seperti idocrase dan giok terus tumbuh. Hampir di semua
pusat pertokoan, pasar tradisional, dan modern ada tempat pengasahan dan
penjualan batu alam.
Geriap batu
akik juga terdengar di Kota Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Di
sini akik bahkan sempat mendunia karena penemuan intan di Pendulangan Cempaka,
Sungai Tiung, Desa Pumpung, Cempaka, pada 1965. Meski menghasilkan akik sejak
1960-an, batu-batu mulia baru digandrungi sekitar dua tahun terakhir.
Sebelumnya,
batu akik dari pendulangan tradisional Cempaka tidak mampu mengimbangi
kebesaran intan trisakti yang tersohor hingga ke luar negeri. Banyak jenis batu
alam dari pendulangan intan tradisional, antara lain kecubung, fosil, amparan,
badar besi, pirit, kelulut, dan merah borneo.
Oleh para
perajin, bongkahan batu dibelah-belah dan digosok dengan cara tradisional
sehingga menghasilkan batu-batu yang indah dengan beragam corak.
"Petambang mendapatkan bongkahan batu itu paling tidak di kedalaman 20
meter," kata Muhammad Aini (45), perajin perhiasan dan batu permata di
Desa Pumpung, Cempaka, Kota Banjarbaru.
Selain batu
aceh dan batu martapura, jenis batu akik yang sedang naik daun adalah batu
bacan dari Pulau Bacan, Maluku Utara. Konon, bacan menjadi primadona karena
dipakai oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Amerika Serikat
Barack Obama.
Batu bacan
terdiri dari dua jenis, yakni bacan doko dan bacan palamea. Bacan doko umumnya
berwarna hijau tua dan bacan palamea berwarna kebiruan. Nama doko dan palamea
merupakan nama desa di Pulau Bacan tempat diambilnya batu-batu itu.
Itu hanya satu dari sekian
banyak pemberitaan, tidak hanya Kompas, puluhan media cetak lain pun turut
meramaikan pemberitaan ini, belum lagi pemberitaan di bentuk media massa
lainnya. Oleh karena itu, ledakan informasi dari media massa yang terus-menerus
menerpa masyarakat menarik untuk diketahui pengaruhnya terhadap pola pikir dan
tindakan masyarakat.
2.2 Munculnya Teori Efek
Terbatas (The Rise of Limited Effect
Theory)
Teori efek
terbatas merupakan salah satu teori media masa yang berkembang selama tahun
1940an dan 1950an terutama dikembangkan oleh orang-orang yang berkecimpung di
bidang metodelogi-bukan di para ahli teori. Teori ini dipelopori oleh Paul
Lazarsfeld dan Carld Hovland. Dalam penelitiannya Hovland bekerja sama dengan
Irving Janis, Arthur Lumsdaine, Nathan Macoby, dan Fred Sheffield. Sedangkan
Lazarsfeld bekerja dengan Hadley Cantril, Bernard Berelson, Hazel Gaudet, dan
Harold Mendelsohn. Hovland dan Lazarfeld berpendapat metode empiris adalah
metode yang tepat untuk menilai dan mengukur pengaruh media massa. Mereka
berpendapat bahwa metode penelitian baru seperti experiments dan surveys
membuat kemungkinan untuk langsung mengamati dan menarik kesimpulan yang
objektif tentang media. Kesimpulan ini akan memandu teori yang lebih tepat yang
didasarkan pada penagamatan sistematis, dan bukan spekulasi. Selain itu,
Lazarsfeld menghabiskan waktu sebagai seorang ahli statistik sosial di Austria
dan dilatih dalam metode penelitian survey. Bekerja secara independen, mereka
menunjukkan bagaimana teknik penelitian mereka dapat disesuaikan dengan studi
efek media. Dengan metode dan pendekatan yang mereka gunakan, mereka berhasil
meyakinkan pemerintah dan swasta, khusunya Rockefeller Foundation untuk mendanai
Lazarsfeld melakukan penelitian besar dan mahal di Columbia University mengenai
pengaruh media.
Setelah
melakukan eksperimen propaganda selama Perang Dunia II, Hovland mendirikan
pusat penelitian di Yale, di mana ratusan percobaan persuasi dilakukan selama
lebih dari satu dekade. Columbia dan Yale menjadi pusat penelitian yang sangat
berpengaruh, menarik dan mendidik beberapa peneliti sosial tersohor di waktu
itu. Lazarsfeld dan Hovland tertarik memahami pengaruh komunikasi massa secara
mendalam. Selama bertahun-tahun perang
berlangsung, mereka tertarik untuk melakukan studi media sebagai bagian dari
upaya besar untuk memahami kekuatan propaganda dan ancaman.
Instansi
pemerintah meminta Lazarsfeld dan Hovland menjelaskan dan menyimpulkan sistem
mobilisasi Amerika dalam bertempur melawan Jerman dan Jepang. Tidak seperti
kebanyakan rekan-rekannya, yang secara otomatis mnegasumsikan bahwa media cukup
kuat berpengaruh dalam fenomena sosial ini. Lazarsfeld dan Hovland bertekad
untuk melakukan penelitian empiris yang akan mengungkapkan bagaimana pengaruh
media bekerja. Mereka berharap daya media bisa lebih dipahami, dikendalikan dan
digunakan untuk tujuan yang baik.
Lazarsfeld
dan Hovland adalah bagian dari generasi baru peneliti sosial empiris yang
berpendapat bahwa metode ilmiah menyediakan sarana penting untuk memahami dunia
sosial dan untuk mengontrol kekuatan media terhadap masyarakat.
Di
Columbia University Lazarsfeld merintis penggunaan survei canggih untuk
mengukur pengaruh media terhadap cara orang berpikir dan bertindak. Survei ini
tampaknya memberikan bukti definitif bahwa media jarang memiliki pengaruh
langsung yang kuat pada individu. Efek yang tidak terjadi yang cukup terbatas
dalam lingkup-mempengaruhi hanya beberapa orang atau mempengaruhi pikiran atau
tindakan yang tidak begitu penting. Penelitian menunjukkan temuan serupa dan
menyebabkan pengembangan perspektif pada media yang disebut sebagai perspektif
yang efek terbatas. Namun pada beberapa dekade berikutnya mulai mendapat
beberapa kritikan.
Pemberitaan
di media massa dalam tujuh hari pertama setelah gempa bumi berkekuatan besar
tahun 2010 di Haiti, misalnya. Menarik
puluh ribuan orang Amerika untuk mengambil ponsel mereka dan menyumbangkan
melalui pesan teks $ 22.000.000 untuk upaya bantuan Palang Merah (Heath, 2010
). Bagaimana hal ini dapat dijelaskan jika
media tidak memiliki kekuatan dan berpengaruh secara total terhadap pola pikir
dan tindakan masyarakat?
Namun penelitian-penelitian yang dilakukan membuktikan bahwa
sesungguhnya media massa memiliki efek yang kecil dalam mengubah perilaku. Hal
ini ditunjukkan oleh penelitian dari Carl I. Hovland mengenai efek film pada
militer,
yaitu bahwa proses
komunikasi massa hanyalah melakukan transfer informasi pada khalayak dan
bukannya mengubah perilaku sehingga perubahan yang terjadi hanyalah sebatas
pada kognisi saja. Terbatasnya efek komunikasi massa hanya pada taraf kognisi
dan (afeksi) ini menyebabkan teori aliran baru ini disebut sebagai limited
effect theory atau teori efek terbatas.
Hovland dan Lazarsfeld menaruh perhatian
terhadap peran media dalam kehidupan sosial. Berikut adalah beberapa hal yang
paling penting yang muncul dari pekerjaan penelitian efek terbatas dilakukan
antara tahun 1945 dan 1960.
1. Media rarely influence individuals
directly (Media jarang mempengaruhi individu secara langsung).
Temuan penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa kebanyakan orang
terlindung dari manipulasi media yang langsung keluarga, teman-teman, rekan
kerja, dan kelompok-kelompok sosial mereka. Orang-orang cenderung mengabaikan
konten media politik, dan sikap mereka tidak mudah diubah oleh apa yang mereka
baca, dengar, atau lihat. Jika mereka menemukan ide-ide atau informasi baru,
mereka berpaling kepada orang lain untuk saran dan interpretasi kritis.
Generalisasi ini dan temuan yang didasarkan masyarakat massa bertentangan dan
teori propaganda gagasan yang melihat orang-orang yang terisolasi dan sangat
rentan terhadap manipulasi langsung.
2.
There
is a two-step flow of media influence (Pengaruh media dua
langkah). Generalisasi ini menegaskan bahwa media akan berpengaruh hanya jika opinion leaders yang membimbing orang
lain untuk dipengaruhi media. Karena opinion
leaders ini adalah orang yang cerdas, pengguna media yang kritis, tidak
mudah dimanipulasi oleh media. Mereka bertindak sebagai gatekeeper dan menyaring informasi serta membimbing orang lain
untuk mendapatkan pengaruh dari media.
3. By the time most people become
adults, they have developed strongly held group commitments such as political
party and religious affiliations (Ketika orang telah
dewasa, mereka telah mengembangkan komitmen kelompok Saat kebanyakan orang
menjadi dewasa, mereka mengembangkan komitmen kelompok yang dipegang teguh
seperti partai politik dan afiliasi keagamaan). Afiliasi ini memberikan
penghalang efektif terhadap pengaruh media. Penggunaan Media cenderung
konsisten dengan komitmen tersebut. Misalnya, pemilih dengan afiliasi Republik
berlangganan majalah Republik dan mendengarkan sebagian besar politisi Republik
di radio.
4. When media effects do occur, they
are modest and isolated (Ketika efek media yang memang
terjadi, mereka sederhana dan terisolasi). Penelitian secara konsisten
menunjukkan bahwa perubahan media yang diinduksi dalam sikap atau tindakan yang
jarang terjadi. Saat perubahan tersebut tidak terjadi, mereka dapat dijelaskan
oleh kondisi yang tidak biasa. Individu yang berubah ditemukan telah terputus
dari pengaruh normal orang lain, atau komitmen kelompok jangka panjang mereka
dirusak oleh krisis.
Pengaruh media terletak pada diri kita
sendiri-dalam cara kita memilih untuk memungkinkan media mempengaruhi kehidupan
kita. Hal ini merupakan wawasan penting untuk dimiliki yang diajarkan oleh
teori efek terbatas agar kita dapat menilai peran media dalam kehidupan kita.
Konsep
tentang teori efek terbatas ini dikukuhkan melalui karya Klapper, The
Effects of Mass Communication (1960). Klapper menyatakan bahwa proses
komunikasi massa tidak langsung menuju pada ditimbulkannya efek tertentu,
melainkan melalui beberapa faktor (disebut sebagai mediating factor).
Faktor-faktor tersebut
merujuk pada proses selektif berpikir manusia yang meliputi persepsi selektif,
terpaan selektif dan retensi (penyimpanan/memori) selektif. Klapeer
menuliskan:
“By
and large, people tend to expose themselves to those mass communications that
are in accord with their existing attitudes and interests. Consciously or
unconsciously, they avoid communications of opposite hue. In the event of their
being nevertheless exposed to unsympathetic material, they often seem not to
perceive it, or to recast and interpret it to fit their existing views, or to
forget it more readily than they forget sympathetic material. (1960, p. 19)”.
Pada umumnya, orang akan membuka diri
mereka terhadap komunikasi massa yang sesuai dengan nilai-nilai atau ideologi
yang selama ini mereka miliki dan kepentingan mereka. Sadar atau tidak
disadari, mereka menghindari komunikasi yang berlawanan dengan kepentingan
mereka. Orang cenderung akan membuka diri untuk pesan media yang sesuai dengan keyakinan
dan kepentingan mereka.
Percobaan Allport dan Postman
menjelaskan mengapa peneliti mengkategorikan proses selektif sebagai teori
komunikasi massa yang berguna untuk memahami pengaruh komunikasi massa. Jika
pembicara yang tampil di televisi menyajikan argumen, lengkap dengan grafik dan
"fakta-fakta," bahwa kelompok etnis tertentu atau suku bangsa itu
berbahaya, rawan kejahatan kekerasan. Dalam pandangan prroses selektif secara
teoritis, tentu saja, beberapa rasis akan mendengarkan dan menyukai acara
tersebut. Tapi sebagian orang tidak akan menonton.
2.3 Kajian Efek Teori Terbatas
Proses komunikasi massa tidak langsung menuju pada
ditimbulkannya efek tertentu, melainkan melalui beberapa faktor (disebut
sebagai mediating factor). Faktor-faktor tersebut merujuk pada proses selektif
berpikir manusia yang meliputi persepsi selektif, terpaan selektif dan retensi
(penyimpanan/memori) selektif. Ini berarti bahwa media massa memang punya
pengaruh, tetapi bukanlah satu-satunya penyebab. Terbatasnya efek komunikasi
massa hanya pada taraf kognisi dan (afeksi).
Sebagai contoh, kelompok masyarakat
yang mendukung invasi Amerika Serikat ke Irak, tidak akan membaca artikel
mengenai pembentukan kedamaian di Irak, dan penghapusan perang. Pada tahun
1960, Joseph Klapper, berpendapat melalui penelitiannya mengenai efek media
pascaperang. Klapper menyimpulkan bahwa media merupakan organisasi yang lemah,
media gagal dalam menambah partisipasi politik masyarakat (ataupun partisipasi
dalam pemilu). Ini berarti
bahwa media massa memang punya pengaruh, tetapi bukanlah satu-satunya penyebab.
2.4 Pemberitaan Fenomena Batu Akik
dalam Perspektif Teori Efek Terbatas (Limited Effect Theory)
Kendati
begitu banyak diberitakan dan hingar-bingar di media massa, ternyata
sebagaimana yang diaktakan para pendukung teori efek terbatas, media massa
tidak sepenuhnya dapat mempengaruhi dan mengarahkan persis seperti mereka
arahkan. Orang tetap memiliki pilihan dan mengontrol pengaruh media terhadap
pola pikir dan prilakunya.
Nyatanya
meskipun fenomena batu akik ramai dibicarakan di media massa tidak semua
komunikan jadi menggemari dan mengikuti perkembangan batu akik, namun mereka
tetap terpengaruhi hanya secara kognisi saja. Seperti berita ini yang dilansir
oleh news.detik.com berikut:
Sabtu, 28/02/2015 10:27 WIB
Marak Batu Akik, Komjen Badrodin Mengaku Tak Tertarik Untuk Koleksi
Ayunda W Savitri
- detikNews
Jakarta - Fenomena batu akik tengah
mewabah. Meski demikian, Wakapolri Komjen (Pol) Badrodin Haiti mengaku tidak
ikut-ikutan mengoleksinya.
"Nggak koleksi karena nggak ngerti juga kita, nggak tahu yang bagus, nanti ditipu lagi," ujar Badrodin dalam kunjungan sidaknya ke Polres Depok, Jl Margonda Raya, Depok, Jawa Barat, Sabtu (28/2/2015).
"Padahal yang bagus belum tentu yang asli," imbuhnya sambil terkekeh.
Mantan Kapolda Jawa Timur itu mengaku tidak tertarik untuk menjadi kolektor batu akik. Sebab Badrodin mengatakan dirinya tidak melihat adanya keistimewan batu tersebut.
"Nggak ngerti batu-batuan. Mana yang bagus mana yang nggak," tutup Badrodin.
Hal ini juga terlihat dengan tidak adanya cincin berbatu di jari mantan Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan Polri tersebut. Meski demikian, dia tidak melihat ada yang aneh dari fenomena batu akik dan menganggapnya wajar.
"Nggak koleksi karena nggak ngerti juga kita, nggak tahu yang bagus, nanti ditipu lagi," ujar Badrodin dalam kunjungan sidaknya ke Polres Depok, Jl Margonda Raya, Depok, Jawa Barat, Sabtu (28/2/2015).
"Padahal yang bagus belum tentu yang asli," imbuhnya sambil terkekeh.
Mantan Kapolda Jawa Timur itu mengaku tidak tertarik untuk menjadi kolektor batu akik. Sebab Badrodin mengatakan dirinya tidak melihat adanya keistimewan batu tersebut.
"Nggak ngerti batu-batuan. Mana yang bagus mana yang nggak," tutup Badrodin.
Hal ini juga terlihat dengan tidak adanya cincin berbatu di jari mantan Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan Polri tersebut. Meski demikian, dia tidak melihat ada yang aneh dari fenomena batu akik dan menganggapnya wajar.
Komjen
Badrodin tidak terpengaruhi oleh pemberitaan fenomena batu akik ini, bisa jadi
karena hal ini tidak sesuai dengan nilai-nilai yang telah lama diyakininya atau
bisa karena beliau merasa bahwa hal tersebut tidak sesuai dengan
kepentingannya.
Pilihan ini tentu saja tidak hanya
dipilij oleh Komjen Badrodin saja, pengakuannya meruapakan sampel dari ratusan
orang lainnya yang tidak pilihanya termuat di surat kabar media massa. Jelas
teori efek terbatas menjelaskan bahwa media tidak memiliki kekuasaan penuh
walaupun eksistensinya mendominasi setiap segi kehidupan sosial.
BAB
III
PENUTUP
Setiap saat masyarakat selalu diterpa
fenomena sosial yang marak diberitakan oleh media massa. Media massa memiliki
peran dalam memenuhi kebutuhan informasi, terkadang hal ini mempengaruhi pola
pikir dan prilaku komunikan.
Berkaitan dengan begitu ramainya tersiar
fenomena batu akik, menarik untuk diketahui bagaimana pengaruh pemberitaan fenomena
batu akik terhadap komunikan. Apakah dalam hal ini media massa memengaruhi
komunikan secara total? Semua komunikan menjadi menggemari batu akik misalnya?
Dengan teori efek terbatas yang
dipelopori oleh Lazarsfeld dan Hovland yang dikukuhkan oleh Klapeer, dapat
diketahui bahwa media tidak memiliki kekuatan untuk mempengaruhi komunikan
secara total.
Teori efek terbatas media massa
mengatakan bahwa komunikan tetap memegang kontrol untuk mengatur seberapa besar
media mempengaruhi kehidupan mereka, mereka menseleksi sesuai dengan
nilai-nilai yang mereka yakini dan menyesuaikan dengan kepentingan mereka.
Fenomena ramainya pembahasan batu akik
di media massa ternyata tidak memengaruhi komunikan secara total. Hal ini
ditemukan bahwa meskipun media massa secara terus-menerus menggencarkan tentang
batu akik, dalam waktu yang sama media massa juga mengabarkan komunikan yang
tidak terpengaruhi oleh fenomena ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Baran,
Stanley J., dan Dennis. K Davis. 2006. Mass
Communication Theory. Boston:
Wadswort
Wiryanto.
2000. Teori Komunikasi Massa. Jakarta:
Grasindo
Marak Batu Akik, Komjen
Badrodin Mengaku Tak Tertarik Untuk Koleksi. Available at http://www.news.detik.com
(diakses 29 April 2015).
thank you for sharing , happy once felt reading in this blog, so more insight .. hopefully always given the health and success always ..
ReplyDeletejual underwear jakarta
jual pakaian dalam wanita
jual pakaian dalam pria
jual underwear murah
toko online underwear
jual sepatu safety
online shop sepatu safety
jual sepatu safety
jual sepatu safety surabaya
pabrik sepatu safety
jasa pembuatan website
jasa pembuatan website profesional
tempat pembuatan website di jakarta
jasa konsultan digital marketing
konsultan komunikasi jakarta
les gitar jakarta barat
jakarta guide kebayoran baru
jakarta guide kuningan
jasa pembuatan website
jasa pembuatan website di riau
tempat pembuatan website di sumatera
tempat pembuatan website di medan
konsultan komunikasi di balikpapan
tempat pembuatan website di kalimantan
tempat pembuatan website di pemalang
konsultan komunikasi palembang
thanks for comment
ReplyDelete