Hati-Hati Jangan Sembarangan Ngasih ya!
Sekitar jam 6 sepulang mabim, saya bersama teman lagi
ngantri beli makan, seorang anak mungkin 10 tahunan mendekati kami mengasongkan
plastik berisi uang koin, sambil bilang “teh... mudah-mudahan amal teteh segera
dibalas, tambah pintar, tambah cantik, tambah....bla...bla..bla...”. Kemudian
saya tanya, “ade kelas berapa?”,
“gak sekolah teh” jawabnya
“loh, kenapa?” tanya
saya.
“saya kerja teh”. Hati saya mulai tersentuh dan ingin
memberi dia uang, tapi mikir lagi kenapa dia bekerja? Lalu saya bertanya lagi,
“ade, adiknya banyak ya?”
“gak punya teh”
“kalo kaka?” tanya saya
“tidak punya juga teh”
“ooh,, ade tinggal sama siapa?”
“di rumah” Dia mulai kesal
ditanya terus karena inginnya dikasih uang bukan dikasih pertanyaan, dan ketika
ditanya tinggal SAMA SIAPA, dia menjawab DI RUMAH, entah dia tidak mengerti
pertanyaan saya atau memang HARUS menjawab seperti itu, menyembunyikan
identitas orang tuanya. Lalu saya tanya lagi (aaahhh saya emang paling hobi
menjengkelkan orang lain), “ade hebat ya, bisa kerja, mandiri, ade tidurnya
sama siapa?”
“ibu bapa”
“mereka sayang banget ya kayanya
sama ade?” (maksud saya agar dia menceritakan orang tuanya). Biar sekali nanya
saya dapat jawaban yang lengkap
Dia diam, kemudian saya tanya
lagi “ibu bapa kerja juga ya?”
Dia mengangguk, “Seperti kamu
juga”
Dia menggangguk juga.
“Kamu suka ya kerja seperti ini”
“Disuruh” jawabnya polos
“Siapa yang menyuruh kamu?”
“ibu bapa”
Asstagfirullah, kemana hati ibu dan tanggung jawab ayahnya, kenapa mereka
setega itu?. Anak satu-satunya, seharusnya dia duduk di bangku sekolah
berpakaian rapih, bermain. Tapi mereka lebih memilih membiarkan anaknya
melakukan pekerjaan yang sama seperti mereka. Sangat mengerikan, seorang anak
laki-laki yang kelak akan menjadi ayah dididik seperti itu yang mungkin dia
juga akan melakukan hal yang sama seperti ibu dan ayahnya ketika dewasa nanti, atau
mungkin juga akan terus berlanjut diwariskan sampai ke cucunya. Dan biasanya
mendapatkan sesuatu yang susah dengan cara yang mudah, suka menular kepada
orang-orang terdekatnya baik itu ke tetangganya, saudaranya.
“San, ngapain lo? Nanya panjang-panjang,
ujung-ujungnya gak ngasih juga” kata Bell, teman saya.
Saya hanya menjawab dengan
pertanyaan yang aku tanyakan ke penjual, dan benar saja kata si penjual, mereka
anak-anak kecil yang “kerja” itu memang disuruh oleh orang tuanya.
“san, nyesel gue ngasih uang
san!”
Comments
Post a Comment